JIK NU Lebih dari Sekadar Nama, Ini Panggilan Sejarah untuk Jombang

OPINI :

Oleh : Ketua Panitia Ad Hoc JIK NU Ust H Muhtazuddin, SH
_____

​LAHIRNYA inisiatif “Jombang Ibu Kota Nahdlatul Ulama” (JIK NU) yang digagas oleh Tim Ad Hoc Lintas Media Jombang, adalah sebuah penanda penting yang patut disambut baik. JIK NU bukan sekadar akronim baru yang diperkenalkan, melainkan sebuah penegasan identitas dan pengakuan historis terhadap peran tak terbantahkan Kabupaten Jombang sebagai episentrum spiritual dan intelektual lahirnya Nahdlatul Ulama.

​Wilayah ini adalah tempat bersemayamnya dua tokoh sentral pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Chasbullah Wahab. Adalah sebuah keniscayaan, bahwa Jombang memiliki klaim moral dan historis sebagai “Ibu Kata” – tempat di mana gagasan, dawuh (pesan), dan ruh perjuangan NU pertama kali diucapkan dan dikobarkan.

Menarik Benang Merah Warisan Kyai

​JIK NU memiliki landasan yang kuat, yakni janji spiritual dari Mbah Hasyim sendiri: “Siapa yang mau mengurus NU, aku anggap sebagai santriku. Siapa yang menjadi santriku, akan aku doakan khusnul khotimah beserta anak-cucunya.” Inisiatif ini adalah upaya nyata untuk merawat janji tersebut, menjadikannya bukan hanya retorika, tetapi khittah perjuangan lokal.

​JIK NU juga meneguhkan prinsip “Al-Muhafadhotu ala Qodimis Sholih wal Akhdzu bil Jadidil Ashlah”. Di tengah derasnya arus modernisasi, JIK NU hadir sebagai jembatan yang kokoh; memelihara tradisi kebaikan yang diwariskan para muassis, sekaligus berani mengambil hal-hal baru yang lebih baik demi kemajuan Jombang dan umat.

Dinamika dan Dukungan yang Dibutuhkan

​Kami memahami bahwa setiap gagasan besar akan menemui dinamika dan perbedaan pandangan. Respon dari beberapa pihak yang belum sepenuhnya mendukung JIK NU adalah hal yang wajar dalam alam demokrasi. Ini harus dilihat sebagai energi untuk pendalaman, bukan penghalang. Panitia Ad Hoc, yang saat ini baru mencapai 75% dari pekerjaannya, harus terus bergerak, khususnya dalam menginventarisasi bukti-bukti penguat gelar dan mencari restu spiritual dari Dzuriyah Muassis NU.

​Pemerintah Kabupaten Jombang, yang awalnya kaget, kini telah menunjukkan penerimaan. Ini adalah langkah awal yang positif. JIK NU harus mampu menjadi mitra strategis Pemkab dalam merumuskan visi dan misi pembangunan yang berakar pada nilai-nilai Nahdliyin, serta menjamin bahwa Jombang tidak hanya maju secara fisik, tetapi juga spiritual.

​JIK NU: Bukan Orsospol, Melainkan Khittah Perjuangan

​Dengan sembilan Khittah (landasan) yang telah ditetapkan, JIK NU jelas memposisikan diri sebagai Ormas yang berjuang untuk menjaga harkat martabat NU, mengkampanyekan semangat gotong royong, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jombang, tanpa terjebak dalam kepentingan politik praktis lokal.

​Inisiatif JIK NU adalah panggilan bagi seluruh warga Nahdliyin Jombang untuk tidak hanya bangga pada sejarah, tetapi juga aktif merawat dan mengaktualisasikannya. JIK NU adalah deklarasi bahwa Jombang adalah rumah spiritual NU, dan sudah saatnya gelar tersebut dilembagakan menjadi semangat kolektif perjuangan.
​Mari dukung JIK NU, demi tegaknya Jombang sebagai Ibu Kata Nahdlatul Ulama.(*)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *