JOMBANG, MEDIA NUSA–ANTARA. Com – Malam puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-43 NH Perkasya berlangsung penuh makna dan nuansa spiritual di halaman Kantor Sekretariat PB NH Perkasya, Desa Cukir, Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Ahad (2/11/2025) malam.
Acara akbar ini menjadi penutup rangkaian kegiatan besar yang meliputi Pelantikan Pengurus Besar, Musyawarah Besar (Mubes) dan Harlah NH Perkasya.
Sekitar 600 pendekar, pengurus elit PB NH Perkasya, perwakilan cabang, Dewan Penasehat, Dewan Pembina, dan Dewan Pendekar hadir memadati arena. Suasana malam itu terasa khidmat sekaligus menggugah semangat kebersamaan antaranggota perguruan yang lahir dan tumbuh di lingkungan Pondok Pesantren Tebuireng tersebut.
Bupati Jombang, H. Warsubi, yang berhalangan hadir karena padatnya agenda pemerintahan, diwakili oleh Asisten III Setdakab Jombang, Syaiful Anwar. Turut hadir pula Kepala Bakesbangpol Jombang, perwakilan Kodim 0814 Jombang, Polsek Diwek, dan Koramil Diwek.
Dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Syaiful, Bupati Warsubi menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi kepada seluruh jajaran NH Perkasya yang telah konsisten membina generasi muda agar berkarakter, berakhlak mulia, serta berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan budaya bangsa melalui seni bela diri.
“Pencak silat NH Perkasya tidak sekadar seni bela diri, melainkan juga sarana dakwah dan pendidikan moral. Kekuatan sejati bukan untuk menebar kekerasan, melainkan untuk menjaga diri, menegakkan kebenaran, dan menebar kebaikan,” pesan Warsubi.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga berpesan agar para pesilat NH Perkasya meneladani filosofi tanaman padi — semakin berisi, semakin menunduk.
“Artinya, semakin tinggi ilmu dan kemampuan yang dimiliki, hendaknya semakin rendah hati dan tidak menyombongkan diri,” ungkapnya.
Malam harlah semakin semarak saat para pendekar NH Perkasya mempersembahkan atraksi maut yang memukau. Sejumlah pesilat memperagakan kemampuan memecah tumpukan batu bata dengan tangan dan kepala, serta atraksi menusukkan batang besi tanpa tembus dada. Aksi heroik penuh disiplin spiritual itu mendapat tepuk tangan panjang dan apresiasi dari para tamu kehormatan.
Jejak Spiritual dan Dakwah dari Tebuireng
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pelantikan dan pengambilan sumpah Pengurus Besar NH Perkasya dilakukan langsung oleh Guru Besar NH Perkasya, KH. Lamro Asy’hari, di Sekretariat Pusat Tebuireng.
Sebanyak 52 cabang dari berbagai daerah hadir, antara lain Jombang, Nganjuk, Ponorogo, Kediri, Blitar, Malang, Surabaya, Jember, Bojonegoro, Yogyakarta, Lampung, hingga Jawa Barat.
Dalam sambutannya, KH. Lamro Asy’hari menyampaikan pesan mendalam agar momentum pelantikan dan Mubes kali ini menjadi tonggak kebangkitan organisasi.
“Pelantikan, Mubes, dan Harlah ini harus menjadi semangat baru untuk memperkuat konsolidasi dan memperluas dakwah amar ma’ruf nahi munkar,” tegasnya.
Lamro menuturkan, momen tersebut memiliki nilai istimewa karena bertepatan dengan hari lahir NH Perkasya pada 2 November 1982. Ia menegaskan, NH Perkasya bukan sekadar wadah bela diri, melainkan gerakan dakwah yang berakar kuat pada nilai-nilai perjuangan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari.
“Dalam sejarahnya, KH. Hasyim Asy’ari adalah ulama sufi yang menegakkan moral dan spiritualitas di tengah derasnya arus kemaksiatan di Tebuireng. Beliau bahkan mengundang sahabat-sahabatnya, para pendekar dari Jawa Barat, untuk menjaga santri dan kehormatan pesantren,” ujar Lamro.
Dari semangat perjuangan itulah lahir tradisi pencak silat Tebuireng yang memadukan ketangkasan fisik dengan kekuatan spiritual dan dakwah.
Lamro mengenang masa awal pendirian NH Perkasya bersama para santri, atas restu KH. Yusuf Hayim dan para masyayikh Tebuireng.
“Para murid pertama seperti KH. Hamim Kohari dan KH. Dimyati menjadi pelopor penyebaran silat dakwah yang berpadu dengan nilai kebangsaan,” tuturnya.
Ia menegaskan, setiap perjuangan harus disertai niat yang ikhlas.
“NH Perkasya adalah wadah perjuangan untuk menegakkan nilai Islam, melanjutkan dakwah para ulama, dan menjaga marwah pesantren. Pencak silat bagi kita adalah ibadah, bukan sekadar keterampilan fisik,” tegasnya penuh penekanan.
Soliditas dan Adaptasi di Era Baru
Sementara itu, Ketua Pengurus Besar NH Perkasya, KH. Agus Maulana, mengajak seluruh pengurus dan anggota memperkuat soliditas serta memperluas kiprah organisasi di tengah masyarakat.
“Kita berharap NH Perkasya segera bergabung dengan IPSI dan bersinergi dengan perguruan lain. Kolaborasi sangat penting dalam menghadapi tantangan zaman, tanpa meninggalkan akidah Ahlussunnah wal Jamaah,” tandasnya.
Selama lebih dari empat dekade perjuangan, NH Perkasya telah melewati berbagai tantangan dan kini terus beradaptasi dengan membentuk Departemen Hukum, Media, dan Kesehatan sebagai wujud tanggung jawab sosial terhadap umat.
Dengan 52 cabang di seluruh Indonesia, NH Perkasya menjadi bukti nyata bahwa semangat perjuangan Tebuireng terus hidup dan mengakar di berbagai penjuru negeri.
Acara pelantikan kemudian dilanjutkan dengan sidang pleno untuk membahas tata tertib dan pembentukan komisi-komisi Mubes.
Diharapkan, seluruh pengurus yang baru dilantik dapat menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab, sehingga membawa keberkahan dan rahmat Allah SWT bagi organisasi dan umat.(gus)














