Pelantikan, Mubes, dan Harlah ke-43 NH Perkasya Penuh Khidmat, Lanjutkan Perjuangan Muassis Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari

JOMBANG MEDIA NUSA-ANTARA. Com – Suasana khidmat menyelimuti prosesi Pelantikan Pengurus Besar Perguruan Pencak Silat Nurul Huda Pertahanan Dua Kalimah Syahadat (NH Perkasya) yang digelar di Tebuireng, Jombang, Ahad (2/11/2025).

Kegiatan yang dirangkai dengan Musyawarah Besar (Mubes) dan peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-43 NH Perkasya itu dihadiri ratusan pendekar dan delegasi dari berbagai daerah di Indonesia.

Pelantikan dan pengambilan sumpah dilakukan langsung oleh Guru Besar NH Perkasya, KH. Lamro Asy’ari, di Kantor Sekretariat Pusat NH Perkasya Tebuireng. Tampak hadir perwakilan dari sejumlah daerah seperti Nganjuk, Ponorogo, Kediri, Blitar, Malang, Surabaya, Jember, Bojonegoro, dan lainnya.

Dalam sambutannya, KH. Lamro Asy’ari menyampaikan pesan mendalam kepada seluruh pengurus dan anggota agar momentum pelantikan ini dijadikan tonggak kebangkitan organisasi.

“Pelantikan, Mubes, dan Harlah kali ini harus menjadi semangat baru bagi seluruh jajaran NH Perkasya untuk memperkuat konsolidasi dan memperluas dakwah amar ma’ruf nahi munkar,” ujarnya.

Menurut Lamro, momen ini istimewa karena bertepatan dengan hari lahir NH Perkasya yang didirikan pada 2 November 1982. Ia menegaskan, NH Perkasya bukan sekadar wadah bela diri, melainkan juga gerakan dakwah yang berakar kuat pada nilai-nilai perjuangan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari.

“Dalam sejarahnya, KH. Hasyim Asy’ari adalah ulama sufi yang berjuang menegakkan moral dan spiritualitas di tengah kemaksiatan yang kala itu melanda Dusun Tebuireng. Beliau bahkan mengundang sahabat-sahabatnya, para pendekar dari Jawa Barat, untuk menjaga para santri dan kehormatan pesantren,” tuturnya.

Dari kisah perjuangan itulah, lanjut Lamro, tumbuh semangat pencak silat Tebuireng yang tidak hanya sebagai bela diri, tetapi juga sebagai sarana dakwah dan pengabdian.

Ia menceritakan, ketika dirinya mondok di Pesantren Tebuireng atas restu KH. Yusuf Hayim dan para masyayikh, bersama beberapa santri mendirikan perguruan NH Perkasya.

“Para murid pertama seperti KH. Hamim Kohari dan KH. Dimyati menjadi pelopor dalam menyebarkan seni bela diri dakwah yang berpadu dengan nilai spiritual dan kebangsaan,” ungkapnya.

Lamro menegaskan, setiap langkah perjuangan harus disertai niat yang ikhlas.

“NH Perkasya bukan sekadar perguruan silat, tapi wadah perjuangan untuk menegakkan nilai-nilai Islam, melanjutkan dakwah para ulama, dan menjaga marwah pesantren. Pencak silat kita adalah ibadah, bukan hanya keterampilan fisik,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Besar NH Perkasya, KH. Agus Maulana, dalam sambutannya mengajak seluruh pengurus memperkuat soliditas dan memperluas kiprah organisasi di tengah masyarakat.

“Saya berharap NH Perkasya dapat segera bergabung dengan IPSI dan bersinergi dengan perguruan lain. Kita harus berkolaborasi menghadapi tantangan zaman, namun tetap berpegang teguh pada akidah Ahlussunnah wal Jamaah,” tandasnya.

Selama lebih dari empat dekade berdiri, NH Perkasya telah menghadapi berbagai tantangan dan kini terus beradaptasi dengan membentuk Departemen Hukum, Media, dan Kesehatan sebagai wujud tanggung jawab sosial terhadap umat. Hingga saat ini, organisasi ini telah memiliki 52 cabang di seluruh Indonesia, menjadi bukti nyata bahwa semangat perjuangan Tebuireng terus tumbuh dan mengakar di berbagai daerah.

Acara pelantikan dilanjutkan dengan sidang pleno untuk membahas tata tertib dan pembentukan komisi-komisi Mubes. Diharapkan, seluruh pengurus yang baru dilantik mampu menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab, membawa keberkahan dan rahmat Allah SWT. (gus)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *