JOMBANG MEDIA NUSA-ANTARA. Com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa sekolah di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kembali bergulir setelah sempat terhenti sekitar dua pekan lalu.
Penghentian sementara program tersebut dilakukan oleh Dapur SPPG Kelurahan Kepatihan, lantaran adanya persoalan terkait kualitas masakan yang dinilai kurang layak dikonsumsi oleh siswa.
Kini, kegiatan MBG kembali berjalan normal. Para siswa SMPN 2 Jombang sudah dapat menikmati menu masakan dari Dapur SPPG Kepatihan yang dikirim petugas ke sekolah sekitar pukul 09.26 WIB, Senin (20/10/2025) dengan total sebanyak 953 porsi.
Pantauan Media Nusa-Antara di lokasi, sejumlah guru piket terlihat mulai membagikan omprengan makanan kepada para siswa setelah jam pelajaran selesai. Para siswa tampak antusias menerima dan menyantap hidangan yang disiapkan dalam program pemerintah tersebut.
Menurut Humas SMPN 2 Nurul Aini Rinekso, pihak sekolah menyambut baik dilanjutkannya kembali program MBG karena manfaatnya sangat dirasakan oleh para peserta didik.

“Kami bersyukur program makan bergizi ini kembali berjalan. Anak-anak jadi lebih semangat mengikuti pelajaran, karena sebelumnya mereka sempat bertanya-tanya kenapa programnya berhenti,” ujarnya.
Sementara itu, dari pantauan di dapur produksi SPPG Kelurahan Kepatihan, petugas dapur tampak lebih cermat dalam proses pengolahan dan pengepakan makanan sebelum didistribusikan ke sekolah-sekolah. Langkah ini dilakukan untuk memastikan kualitas dan kebersihan makanan tetap terjaga sesuai standar yang ditetapkan.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sendiri merupakan salah satu program prioritas nasional pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi anak Indonesia serta menekan angka stunting.
Melalui program ini, pemerintah berharap generasi muda dapat tumbuh sehat, cerdas, dan siap bersaing di masa depan.

Dengan kembali berjalannya program MBG di Jombang, diharapkan seluruh siswa penerima manfaat bisa memperoleh asupan gizi seimbang setiap hari, sekaligus memperkuat komitmen daerah dalam mendukung kebijakan strategis nasional di bidang pendidikan dan kesehatan.
Disetopnya pengiriman masakan MBG ke beberapa sekolah sejak 1 Oktober lalu hingga 19 Oktober 2025 kemarin secara sepihak oleh Dapur SPPG Kepatihan dipicu ketidaksingkronan antara manajemen Dapur SPPG dengan Vendor Lilis selaku mitra BGN di wilayah Kabupaten Jombang mengenai kualitas bahan-bahan masakan, seperti standar beras, minyak goreng, bumbu dan sayur mayur sesuai SOP BGN bagi para vendor yang mendapat kontrak kerjasama dengan BGN.
Lilis dikonfirmasi terpisah, ia mengatakan, pihaknya sudah berupaya maksimal memenuhi standar masakan sesuai SOP dari BGN. Hanya saja, terkadang tidak singkron antara manajemen Dapur MBG dengan vendor selaku pemilik modal dalam kerjasama tersebut.
” Ya, ini menurut saya perlu adanya kerjasama yang baik, singkronisasi dengan Dapur SPPG, misalnya menentukan standar beras yang layak, lauk pauknya, sayur mayur, minyak goreng, bumbu masakan, buah dan sejenisnya, tutur Lilis. Deni, Koordinatir Dapur MBG wilayah Jombang saat ditanya kewenangannya dalam Dapur MBG.
Dia mengaku hanya sebatas memantau kebersihan dapur dan memberikan edukasi kepada pegawai Dapur MBG agar tidak terjadi kesalahan.
” Wewenang kami hanya mantau soal kebersihan dan memberikan edukasi, tapi soal teknis lainnya mengenai masakan seperti apa, kami tak punya wewenang,” tandasnya. (gus)














