Program MBG di Jombang Terancam Gagal, SPPG Diminta Tanggung Jawab

JOMBANG MEDIA NUSA-ANTARA. Com- Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Kepatihan, Jombang, yang terhenti mendadak sejak awal Oktober hingga sekarang, kini memasuki babak baru yang mencurigakan. Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kepatihan, Nadya dan dua penanggung jawab lainnya didapati bersembunyi dan kemudian kabur saat didatangi awak media, Jumat sore (17/10/2025). Insiden ini memperkuat dugaan adanya permainan dan ketidakbertanggungjawaban serius yang menghambat program gizi nasional.

Pantauan di vendor ​program MBG dihentikan secara sepihak tanpa surat resmi, hanya melalui pesan WhatsApp, memicu kebingungan di pihak sekolah.

Sementara itu, Bagian Humas SMPN 2 Jombang, Nurul Aini menegaskan, sekolah tidak menerima informasi resmi kapan program akan dimulai lagi.

Dari kutipan Media Radar Jawa Pos Jombang Rabu 15 Oktober 2025 hal yang sama disampaikan oleh Kepala Sekolah SMPN 1 Jombang Rudy Priyo Utomo. Ia menuturkan, sampai kini pihak sekolah belum menerima informasi resmi mengenai penghentian sementara program tersebut.

”Sejak awal Oktober, MBG sudah tidak berjalan. Belum juga ada info kapan dimulai lagi, kami juga menunggu,” terangnya.

​Lilis Wijayati, vendor pelaksana program, menuding penghentian dilakukan secara sepihak oleh kepala SPPG dengan alasan “perbaikan” yang tidak pernah terjadi.

“Kami juga tidak menerima instruksi dari BGN (Badan Gizi Nasional) untuk menutup. Penutupan seolah dilakukan sepihak oleh kepala SPPG,” ungkap Lilis heran.

Ia menambahkan, sejak lebih dari sepuluh hari terakhir, pihak SPPG tidak terlihat beraktivitas di kantor, sementara dapurnya yang sudah memenuhi standar (lebih dari 800 meter persegi) terpaksa berhenti beroperasi. Kerugian vendor semakin nyata ketika makanan yang sudah disiapkan 1 Oktober ditolak dan terpaksa disalurkan ke panti asuhan.

Dugaan Kebohongan dan Bersembunyi di Kantor SPPG

​Puncak kejanggalan terjadi saat tim investigasi mendatangi kantor SPPG Kepatihan:

– ​Keterangan Palsu: Petugas kebersihan, setelah masuk ke dalam, kembali keluar dan secara tegas menyampaikan bahwa Kepala SPPG dan seluruh staf penanggung jawab “sudah pulang semua.”

– Staf Ikut Menghindar: Upaya meminta informasi dari petugas bagian pemorsian, Deby, juga sia-sia. Deby mengaku tidak tahu apa-apa dan menyebut Kepala SPPG, Nadya, “sudah pulang baru saja,” sambil memberikan kontak yang tidak aktif.

– ​Tertangkap Basah dan Kabur: Setelah menunggu, koordinator tim investigasi berinisiatif masuk ke ruangan dan terkejut mendapati Kepala SPPG Nadya dan dua kepala penanggung jawab lainnya berada di dalam kantor.

– ​Menghindari Klarifikasi: Ketika dikonfirmasi mengenai mandeknya MBG, mereka hanya menjawab singkat, “Kami belum tahu dan masih koordinasi. Saat ini kami mau keluar rapat,” kemudian bergegas meninggalkan kantor.

​Petugas kebersihan dan Deby langsung mendapat teguran dari LSM Bangkit saat di lokasi sambil mengamati ruang dapur, atas kebohongan yang mereka sampaikan.
​Kejadian ini semakin memperkuat kecurigaan LSM ‘Bangkit’ bahwa kepala SPPG Kepatihan telah bermain dalam menjalankan tugas amanat program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kecurigaan ini beralasan karena:

1. ​Hanya SPPG Kepatihan yang mengalami hambatan, sementara SPPG lain di Kabupaten Jombang tetap beroperasi.

2. Sikap bersembunyi dan berbohong Kepala SPPG menunjukkan indikasi kuat tidak adanya itikad baik dan transparan.

3. Kepala SPPG mempermasalahkan IPAL baru akan produksi, sedangkan kondisinya baik secara keseluruhan ruangan.

4. Deni selaku kepala Korwil SPPG Jombang selalu berkelit dan menghindar ketika diminta keterangan oleh media.

​Lilis Wijayati selaku pemilik vendor yayasan Puspa Wijaya Abadi menuntut kejelasan resmi dari BGN agar sekolah dan penerima manfaat tidak dirugikan. Ia bahkan mendesak, kalau memang pihak SPPG tidak sanggup menangani, sebaiknya buat surat pengunduran diri saja.”

​LSM Bangkit Jombang mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) untuk segera turun tangan, melakukan audit menyeluruh, dan mengambil tindakan tegas.

Ketua LSM Bangkit Jombang R Hadi Siswanto menduga dari seluruh himpunan kejadian yang dialamatkan pada satu Vendor yayasan milik Lilis ada upaya yang ingin menghambat proses berjalannya program MBG yang ada di Kepatihan.

“Saya mencurigai dari launching program MBG ini berjalan ada salah satu pihak yang kurang menginginkan SPPG desa Kepatihan ini berjalan. Dari hasil survey yang kami lakukan bersama kawan-kawan media ditempat SPPG lain berjalan dengan baik, meskipun masih ada sedikit celah kekurangan.” ungkap Hadi

Dirinya patut menduga terdapat memobilisasi dari tim pelaksana SPPG Kepatihan, bahkan ia mengantongi beberapa data dari hasil investigasinya.

“Kami patut mencurigai adanya mobilisasi terhadap pelaksana SPPG Kepatihan ini. Kami mengikuti dari awal launching program MBG di Jombang dan kami memiliki tim dalam memantau setiap kegiatan SPPG di Jombang.” pungkasnya.

Secara kesimpulan BGN segera mengambil sikap tegas terhadap Kepala SPPG Nadya yang diduga telah menghambat program krusial bagi peningkatan gizi siswa. Publik menuntut agar Nadya segera dimintai pertanggungjawaban atas sengkarut yang terjadi.(gus)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *