Dari Aktivis, Politisi, Pengusaha, hingga Ketua DPRD, Inilah Sosoknya

JOMBANG MEDIA NUSANTARA. Com– Tak banyak yang tahu, perjalanan sosial dan politik tokoh yang satu ini dimulai sejak duduk di bangku SMP. Di saat teman-temannya sibuk mengejar nilai, ia justru aktif di ruang-ruang organisasi, bergabung dengan IPPNU dan mulai membentuk karakter kepemimpinannya sejak dini.

Saat menempuh kuliah di Unhasy Tebuireng, Jombang aktivitas organisasinya kian intens. Ia terlibat di berbagai kegiatan kemahasiswaan, termasuk aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), hingga terjun dalam dunia LSM dan politik praktis.

Siapakah dia ? “Saya ikut mendirikan LSM bernama Perhimpunan untuk Transformasi Sumber Daya Rakyat. Di sana saya banyak belajar tentang hak asasi manusia, demokrasi, pemberdayaan masyarakat, gender, kesetaraan, hingga pelatihan sosial,” tutur H Hadi Atmaji, ketua DPRD Jombang, Jatim, saat bincang santai dengan awak media ini, di ruang kerjanya, Kantor Sekretariat DPRD, kemarin siang.

Atmaji sapaan sehari-harinya ini tak mengira ternyata bicaranya blak-blakan dengan media ini yang mulai mengalir dalam cerita singkat kehidupannya. Dari aktivisme ke politik, jalannya tak selalu mulus, namun ia konsisten melangkah. Ia telah aktif di PKB sejak awal berdirinya partai, bukan sebagai struktur partai, tetapi sebagai pelatih.

“Dulu kalau ada pelatihan HAM di BPKB, saya sering diminta jadi fasilitator. Saya juga menyusun modul pelatihan. Itu bagian dari passion saya,” ujar pria jangkung kelahiran Kota Lumajang, Jatim.

Selain itu, tuturnya lagi, ia juga sempat menjadi pendamping masyarakat dalam program PNPM Mandiri. Ia berkeliling ke berbagai daerah di Jawa Timur—dari Lamongan, Pacitan, Magetan, hingga Sumenep—untuk menyelami kehidupan masyarakat akar rumput.

“Itu masa-masa saya keliling kampung, belajar memahami denyut kehidupan rakyat kecil,” kenangnya.

Pada 2011, saat tokoh nasional Joko Widodo menjadi Ketua Yayasan Ranjang Berdaya, ia dipercaya sebagai Wakil Sekretaris.

“Awalnya saya menolak. Tapi karena langsung diminta masuk struktur, akhirnya saya terima. Saya percaya pada misi pemberdayaan yang dibawa yayasan ini,” tuturnya.

Tak hanya di ranah sosial-politik, ia juga dikenal sebagai pengusaha multisegmen—mulai dari jasa kebersihan hingga jual beli properti.

“Saya tidak fokus pada satu jenis usaha. Bagi saya, usaha bukan semata soal untung, tapi juga alat pemberdayaan,” katanya. Ia bahkan telah mulai merintis usaha mandiri sejak 1997.

Meski sering diminta maju dalam pemilu, ia selalu menolak. Namun pada 2024, ia akhirnya memutuskan untuk ikut serta dan berhasil lolos.

“Saya merasa ini momentum yang tepat. Apalagi sebagai Ketua DPC, saya punya tanggung jawab moral mendorong kader. Masa saya sendiri tidak turun?” ungkapnya.

Ketika ditanya soal kesiapannya memimpin DPRD, ia menjawab dengan tenang namun penuh keyakinan. “Tidak ada yang tidak bisa dipelajari. Ini ilmu sosial, ilmu komunikasi. Saya kuliah di Fakultas Dakwah, jadi sejak lama terbiasa membangun pendekatan dengan masyarakat.” ujarnya.

Yang menarik, kata dia, ia menolak gaya kepemimpinan yang otoriter. “Saya lebih percaya pada kepemimpinan kolektif-kolegial. Kepemimpinan harus egaliter dan terbuka terhadap musyawarah,” tegasnya.

Kini, dengan bekal pengalaman panjang di dunia organisasi, LSM, usaha, hingga politik, ia menyatakan siap mengemban amanah baru.

“Hidup harus punya arah. Dalam perjalanan saya, selalu ada target dan tujuan. Tanpa itu, kita tidak akan tahu ke mana harus melangkah.” tutupnya. (gus)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *