Warung Kuliner Jombang Bak Jamur di Musim Hujan

JOMBANG MEDIA NUSANTARA. Com- Kabupaten Jombang, Jatim, dijuluki sebagai pusat kota santri memang pas banget bagi masyarakat luas di kota ini maupun luar Jombang. Tak hanya itu, di kota ini juga terdapat sekian banyak warung kuliner yang tersebar di sudut-sudut kota, seperti di Jl Pattimura, Jl Ahmad Yani, Jl Gusdur, Jl Hayam Wuruk, Jl Juanda, Jl Gatot Subroto, kawasan Alun-alun, Jl Tunggorono, Kepanjen, Tawang Sari dan Sengon.

Belum lagi masuk ke pelosok-pelosok desa dan kampung, seperti Jogoroto, Diwek, Megaluh, Ploso, Utara Brantas, Sumobito, Peterongan, Denanyar, Perak, Wonosalam. Nah, bicara soal Wonosalam ini termasuk pusat wisata alam yang paling banyak dikunjungi warga dari luar Jombang, karena lokasinya view pemandangan alam pegunungan yang indah, sejuk nan segar, juga banyak berdiri kafe, restoran dan warung kuliner. Apalagi, Wonosalam ini terkenal tanaman buah durian. Baru-baru ini, Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan bersama anggotanya mengajak puluhan wartawan Jombang “Ngopi Bareng” di pegunungan Wonosalam. Dan banyak lagi warung kuliner lainnya yang menyuguhkan aneka masakan khas Jombang, yakni sambelan.

Ya, sambelan ini menjadi icon menu masakan yang banyak digandrungi para penikmat masakan. Bagi pemilik warung kuliner dengan harga yang tak sampai menghabiskan kantong tebal bagi penikmat masakan.

Harga Bersaing, Manjakan Lidah

Cukup satu porsi makanan plus minuman, Anda cukup mengeluarkan kocek Rp15.000 saja sudah puas.

Awak media ini yang biasa blusukan ke sejumlah wilayah di kota ini, banyak sekali menjumpai warung kuliner sebagai tempat cangkrukan kalangan anak muda hanya sekadar diskusi sambil ngopi, karena pilihan tempatnya yang sederhana. Di sekitar Pendopo Pasar Legi misalnya, jika malam hari tiba sederet warung kuliner mulai buka melayani relasi. Warung angkringan di Pendopo Pasar Legi bisa dijumpai pemiliknya bernama Winang. Warung Winang ini khusus buka malam hari sampai sekira pukul 24.00, kadang kalau ramai tutup sampai dini hari sekira pukul 01.00. Warung milik Winang ini juga menyediakan musik karaoke bagi yang hobi menyanyi, dengan memanfaatkan lantai Pendopo menggunakan alas terpal, sehingga bikin relasinya betah sambil berkaraoke ria. Harga satu porsi makanan plus minuman juga murah meriah, ada menu pecel, lodeh dan rawon.

Beda lagi warung kuliner yang berkelas seperti kafe, kedai dan restoran mewah, tentu saja cocok sekali bagi kalangan orang dewasa yang berkantong tebal, karena mereka ingin mencari tempat yang nyaman dan aman. Selain desain tempatnya eklusif, ada musik, wifi, lampu hias juga nuansanya penuh eksotis. Jika Anda termasuk katagori ini, tak perlu berpikir lama soal harga menu masakan yang diinginkan serba lengkap, tentu saja harganya pun beda.

Sementara itu, ada dua warung kuliner sederhana yang sering jadi jujukan para relasi, yakni Warung Gembira milik Siti Julaeka, di dekat Masjid As Shidiq, Dusun Wersah, Kelurahan Kepanjen. Satunya lagi, Warung Joglo milik pengusaha muda Joko Herwanto ketua Kadin Jombang, Dusun Ndayu, Tunggorono. Warung milik Julaeka ini hari-hari tak pernah sepi, maklum di kawasan tersebut ramai sekali lalulalang kendaraan. Posisi Warung Gembira ini sangat strategis bagi warga yang ingin singgah untuk makan. Kepada media ini, Julaeka yang akrab disapa Mbakyu Julek menuturkan, usaha warungnya ini baru berjalan sekira 2 tahun lalu. Sejak warungnya buka pelan-pelan mulai banyak relasi yang datang, kebanyakan operator ojek online (ojol) yang ingin singgah makan, ada juga pegawai kantoran, aparat keamanan dan wartawan. Di warung ini, Mbakyu Julek menyediakan menu masakan yang menjadi favorit konsumen, yaitu nasi sambal lalapan ikan lele, tahu tempe penyet, telur ceplok atau dadar dan lalapan nasi ikan bandeng harga spesial Rp 20 ribu. “Usaha saya ini sebenarnya masih merintis Pak. Baru berjalan sekira 2 tahun. Alhamdulillah, yang penting saya sangat bersyukur punya usaha warung,” tutur Mbakyu Julek, wanita sederhana murah senyum ini. Selain buka warung di Kepanjen ini, ada juga warung kuliner Julaeka yang baru dirintisnya di wilayah Mojoagung.

Warung Joglo beda lagi tampilannya, warung dengan nuansa klasik ini, menurut Joko Herwanto, sengaja didesain ala Pendopo Nusantara, pilar-pilar penyangga, dinding dan meja kursi tamu penuh ukiran kayu jati. Sisi kiri kanan dinding separuh bangunan itu dipenuhi ornamen khas jawa kuno. Halaman parkir pun luas bagi relasi yang sering berkunjung ke Warung Joglo ini, menu makanannya mengadopsi masakan asli orang Jombang, nasi lodeh, sambelan ikan lele dan rawon. Juga camilan ringan, minuman kopi susu, teh, jeruk dan wedang jahe. Satu porsi untuk satu orang tidak sampai mengeluarkan uang banyak, cukup Rp 15 ribu-Rp 20 ribu sudah puas. Di Warung Joglo ini dilengkapi fasilitas tempat sholat, toilet, kolam pancing, musik karaoke dan bisa dipakai kegiatan rapat. Anda penasaran, silakan mampir—

Salah seorang warga tinggal di Surabaya sering kali datang ke Jombang mengunjungi keluarganya. Ia mengaku senang melihat perkembangan Kota Jombang, karena banyak warung kuliner yang jadi tempat pilihan untuk santai, sehingga tak salah Kota Jombang kini disebut sebagai kawasan pusat wisata kuliner, selain itu juga wisata religi, karena banyak tokoh nasional muasis NU lahir di kota ini. “Saya senang sekali lihat perkembangan kota Jombang, pertumbuhan ekonominya pesat, khususnya sektor makanan seperti warung-warung kuliner ini. Kotanya juga kondusif dan damai. Harga makanannya bersaing, tapi memanjakan lidah,” tutur warga yang tak mau ditulis namanya saat bincang santai dengan media ini di sebuah warung cangkrukan, Jl Juanda, Senin (27/5/2025). Ia berharap, yang paling penting diperhatikan bagi para pemilik warung kuliner adalah menjaga kebersihan, baik tempat maupun masakannya. (agus pamuji)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *