Oleh: Nanang Mubarok – Ketua Umum DPP BKPRMI
Setiap tanggal 22 April, dunia memperingati Hari Bumi. Tahun ini adalah tahun ke-55 sejak Hari Bumi pertama kali dicanangkan. Di tengah krisis iklim yang makin mengkhawatirkan—mulai dari cuaca ekstrem, deforestasi, hingga bencana alam—peringatan ini bukan lagi seremoni tahunan, tapi panggilan mendesak untuk bertindak.
Sebagai umat beragama, khususnya umat Islam, kita seharusnya tidak menjadi penonton. Agama bukan hanya kumpulan ritual spiritual sakral, tapi juga pedoman moral dan sosial—termasuk bagaimana kita memperlakukan bumi ini. Dalam Islam, manusia diberi peran sebagai khalifah fil ardh—pemimpin di bumi—yang salah satu tugas utamanya adalah menjaga, merawat, dan melestarikan ciptaan Allah.
Atas dasar inilah, DPP BKPRMI menginisiasi Gerakan Nasional Menanam 1.000.000 Pohon. Ini bukan sekadar gerakan hijau, tapi gerakan nilai. Kami ingin menghadirkan ajaran Islam dalam bentuk yang nyata dan relevan dengan tantangan zaman: menjaga bumi.
Dalam Hadits Bukhari, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Jika hari kiamat akan tiba dan di tangan kalian ada benih pohon, maka tanamlah.” Sebuah ajaran yang sederhana namun luar biasa dalam maknanya: bahkan dalam kondisi genting, tindakan menanam pohon tetap punya nilai spiritual.
Dalam hadis lain riwayat Bukhari, beliau bersabda: “Tidaklah seorang Muslim menanam pohon, lalu buahnya dimakan oleh manusia, burung, atau hewan, kecuali itu menjadi sedekah baginya.” Artinya, menanam pohon adalah amal jariyah yang terus mengalirkan pahala, selama pohon itu masih memberi manfaat.
Kita bisa lihat bahwa isu lingkungan bukan isu “asing” dalam agama. Dalam ajaran Hindu ada konsep Tri Hita Karana, dalam Katolik ada ensiklik Laudato Si’, dan banyak lagi ajaran pelestarian lingkungan dalam agama lainnya. Semua menyuarakan hal yang sama: manusia harus hidup harmonis dengan alam.
Dengan tema pemerintah tahun ini, “Energi Kita, Planet Kita,” kita diingatkan bahwa perubahan besar dimulai dari diri sendiri. Energi kita bukan hanya soal listrik dan bensin, tapi juga semangat, niat baik, dan kemauan untuk berubah. Dan planet ini bukan hanya tempat tinggal kita—tapi juga titipan untuk anak cucu kita kelak.
Gerakan menanam pohon ini adalah upaya kecil dari kami. Tapi kami yakin, jika dilakukan bersama, dampaknya bisa sangat besar. Sebuah pohon hari ini, bisa menjadi oksigen untuk generasi esok. Sebuah aksi hari ini, bisa jadi ladang pahala abadi.
Maka mari kita tanam, kita rawat, dan kita jaga bumi ini. Karena mencintai bumi adalah bagian dari mencintai ciptaan-Nya.